Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Gagal Ginjal Akut diketahui menyerang anak dengan di rentang usia 6 bulan-18 tahun, paling banyak terjadi pada balita. Dengan gejala awalnya berupa infeksi saluran cerna dan gejala ISPA, gejala khas adalah jumlah air seni yang semakin berkurang bahkan tidak bisa BAK sama sekali.

Diduga, kasus gagal ginjal ini dipicu oleh obat sirop yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas normal. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menetapkan beberapa obat sirop yang dilarang penggunanya.

Baca artikel menarik dari teman saya: Subvarian Omicron XBB Masuk Indonesia

Namun, KLB disini berbeda dengan Covid-19 karena Gagal Ginjal Akut merupakan penyakit yang tidak menular. Meski tidak sebesar Covid-19, namun penyakit ini harus tetap diwaspadai.

Ketika organ ini bermasalah, penderita bakal mengalami sakit punggung yang terkadang menjalar ke
pinggang. Selain itu, 
penyakit ginjal juga menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Akibatnya, penderita jadi merasakan nyeri otot atau sekujur badan sakit.


Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Per tanggal 22 Oktober 2022 kasus gagal ginjal akut naik jadi 241 dan 133 meninggal tingkat kematian mencapai 55%. Paling banyak didominasi usia 1-5 tahun. 

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal). 
Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas, terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak"

Posting Komentar